Jurpal, Palembang : Kemunculan Eddy Santana Putra (ESP) yang maju dalam Pemilihan Gubernur Sumsel disebut akan membuat bakal calon lainnya, khususnya petahana ketar-ketir.
Pasalnya, Eddy Santana yang berpasangan dengan Riezky Aprilia itu memiliki suara pemilih yang jumlahnya tak sedikit di Kota Palembang.
Pengamat politik Sumsel Bagindo Togar Butar Butar mengatakan besarnya suara ESP di ibu kota Provinsi cukup beralasan.
Menurutnya, seorang Eddy Santana masih dikenal sebagai sosok yang kharismatik sebagai mantan Walikota dua periode dengan berbagai terobosan.
Selain itu, ESP juga memiliki investasi politik dan komunikasi dengan berbagai kelompok sosial yang baik.
Dikatakan Bagindo, segudang pengalaman politis mulai dari Walikota Palembang, kandidat Calon Gubernur Sumsel hingga sebagai Anggota legislatif DPR RI menjadi modal untuk ESP untuk bertarung dalam Pilkada pada November mendatang.
“Sebagai Walikota legendaris dengan legasi politiknya cukup besar, pak Eddy punya basis massa di Palembang sebagai lumbung suara dengan total pemilihnya mencapai 1,3 juta atau 23 persen dari total pemilih Pilgub Sumsel,” jelas Bagindo saat dihubungi, Rabu (28/8/2024) petang.
Kemudian, sosok Riezky Aprilia, Bagindo menilai pasangan ESP itu juga punya modal yang sama
Riezky Aprilia merupakan anak mantan Walikota Lubuk Linggau dan sang kakek juga tokoh seorang politik.
“Jadi secara politik, mereka sudah punya modal dan seharusnya mudah bagi mereka untuk beradaptasi,” ujarnya.
Dengan kehadiran ESP yang berpasangan dengan Riezky Aprilia dalam Pilgub Sumsel ini, lanjut Bagindo, bisa membuat calon lainnya, khususnya calon petahana Herman Deru-Cik Ujang (HDCU) terganggu untuk meraup suara dari kota Palembang.
Apalagi, penentu kemenangan petahana pada Pilkada sebelumnya, kata Bagindo, didapatkan dari suara pemilih di Kota Palembang.
“Yang terganggu ini pertahana. Dia sebenarnya lebih nyaman dengan pak Heri Amalindo, sebab lumbung suara itu adanya di Palembang. Apalagi dulu menangnya pak Herman Deru di Palembang. nah sekarang pendekarnya Palembang jadi lawannya,” jelas Bagindo.
Bagindo menyebut pasangan calon (Paslon) Eddy Santana Putra dan Riezky Aprilia sebagai paslon pengganti bagi Heri Amalindo dan Popo Ali yang mundur dalam persaingan Pilkada Sumsel.
ESP dinilai punya kualitas yang sama dengan Heri Amalindo, bahkan lebih baik sedikit dari mereka.
Namun, jika harus berhadapan, menurut Bagindo, Herman Deru lebih nyaman dengan Heri Amalindo dibanding ESP jika harus ada poros ketiga. sebab ESP memiliki potensi suara yang besar di kota Palembang.
“Petahana ini terganggu dengan Eddy Santana. Dia lebih nyaman dengan Heri Amalindo kalau harus ada poros ketiga,” katanya.
Meski begitu, ESP dan Riezky harus dinilai bekerja keras terutama untuk menyesuaikan diri agar diterima oleh pemilih, menyusul persaingan diantara calon berada pada skala Provinsi.
Bagindo menilai ESP-Riezky harus memperkuat basis massa di Dapil Sumsel dua.
“Saran saya, mereka ini kelemahannya di Sumsel 2. Misalnya Prabumulih ke atas. Kalau Ogan Ilir masihlah karena ESP masih ada darah sana. Mulai dari OKU, Prabu, Muara Enim nah itu harus jadi perhatian mereka karena mereka disana itu tergolong lemah,” kata Bagindo menambahkan.
Lebih jauh Bagindo menilai kehadiran Riezky Aprilia juga akan memecah pemilih perempuan dalam Pilgub Sumsel.
Menurutnya, awalnya pemilih perempuan itu condong ke pasangan Mawardi Yahya-Anita Noeringhari (MATA HATI) karena ada sosok Anita sebagai satu satunya calon perempuan. Namun kini, suara pemilih perempuan diprediksi bakal terkoreksi.
“Sekarang agak sedikit terkoreksi dengan kemunculan Riezky dan ibu Anita kan berasal dari Dapil yang sama dengan Riezky saat Pileg lalu, yaitu Sumsel satu,” pungkasnya.
Diketahui, ESP dan Riezky Aprilia yang diusung oleh partai tunggal, PDI Perjuangan itu mendaftar ke KPU Sumsel pada Rabu (28/8/2024) petang.
Dokumen syarat keduanya dinyatakan lengkap oleh KPU Sumsel.