JP, Lahat : Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lahat mengungkap sejumlah penyebab banjir yang terjadi pada Kamis (9/10/2025).
Selain hujan dengan intensitas tinggi sejak pagi selama sekitar dua jam, ada faktor lain yang menyebabkan banjir hingga merendam ratusan rumah di lima kelurahan dan satu desa.
Kepala BPBD Lahat Ali Afandi mengatakan, setidaknya ada tiga pemicu yang menyebabkan banjir. Pertama yaitu akibat banyaknya sampah yang menyebabkan jalan air tersembat dan meluap.
“Saya sudah sampaikan ke pimpinan soal sampah ini. Jadi kedepan kita harus ada sistem pengelolaan sampah yang lebih baik lagi, misalnya program Jumat gotong royong, sehingga sampah tidak dibuang di aliran sungai atau belakang rumah,” ungkapnya saat dihubungi RRI, Jumat (10/1/2025).
Kemudian, adanya alih fungsi lahan resapan. Hal itu diketahui saat terjadi banjir. Ada satu wilayah yang sebelumnya aman dari banjir, namun kini mengalami banjir.
Menurut Ali, penyebabnya karena daerah resapan air seluas kurang lebih satu hektar itu telah dibangun perumahan diatasnya, menyebabkan wilayah itu kehilangan fungsinya.
“Seperti perumahan Tiara di Kelurahan Bandar Agung, ada perumahan baru, seharusnya dinas-dinas terkait memberikan pertimbangan sebelum memberikan izin karena wilayah itu selama ini daerah resapan air, namun terjadi alih fungsi, sehingga perumahan di sebelahnya terendam banjir,” jelasnya.
Dan terakhir yaitu karena saluran induk terbuka, Aek Kapur, yang tak mampu membendung jumlah debit air yang berasal dari saluran air daerah pemukiman.
Ali menyebut masifnya pembangunan saluran air di pemukiman selama ini merupakan hal yang positif. Saat hujan, air bisa segera mengalir ke saluran air. Namun masalahnya adalah seluruh saluran dari pemukiman itu bermuara pada saluran induk terbuka, sehingga air dari saluran pemukiman tak terbendung lagi ketika masuk ke saluran induk.
“Sebetulnya ini positif, banyaknya saluran air di daerah pemukiman sehingga air yang bisa langsung masuk saluran dan pada umumnya bermuara ke satu aliran terbuka, namanya Aek Apur, tapi air begitu banyak dan cepat jadi tak tertampung di saluran induk, akibatnya meluap,” tambahnya.
Curah hujan tinggi membuat ratusan rumah di Kabupaten lahat terendam banjir dengan ketinggian sekitar 30 cm hingga satu meter.
Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut namun lima Kelurahan dan satu desa terdampak banjir. BPBD menyebut air mulai surut sekitar pukul 10.00 WIB atau satu jam setelah hujan.
BPBD sempat mengevakuasi warga karena tingginya air yang menyebabkan warga terisolasi.
“Ada di gang Rambai Kelurahan Pasar Lama. Itu anak-anak dievakuasi karena ketinggian air, mau menyebrang ke jalan raya tapi air setinggi perut orang dewasa,” tutup Ali.