KBRN, Palembang : Peluang bagi Bakal Calon Bupati Kabupaten Empat Lawang Joncik Muhammad melawan kotak kosong pada Pilkada November mendatang makin terbuka lebar, menyusul telah diserahkannya surat dukungan dari PKS.
PKS menyerahkan surat model B1 KWK kepada Joncik Muhammad pada Rabu (7/8/2024) di Palembang. Dua hari sebelumnya Joncik menerima dukungan dari Golkar di Jakarta.
Joncik mengatakan untuk dua partai lainnya yaitu Gerindra dan PKB telah memberikan surat dukungan final yang ditandatangani oleh Ketua Umum dan Sekretaris Jendral partai.
“Hanya B1 KWK yang belum untuk Gerindra dan PKB, tapi seluruh Indonesia memang belum,” jelas Sekretaris DPW Partai Amanat Nasional Sumsel itu.
Petahana tersebut dipastikan akan melawan kotak kosong dalam Pilkada serentak pada November mendatang dengan mengantongi 35 kursi dukungan dari Parpol di parlemen (DPRD Kabupaten Empat Lawang).
“Saya mengucapkan terima kasih atas dukungan dari PKS. Insha Allah bersama kita kembali bangun Empat Lawang,” kata Joncik ditemui usai menerima dukungan.
Dalam kesempatan itu pula, Joncik mengatakan dirinya optimis meraup suara yang signifikan dan menargetkan 80 persen kemenangan dalam Pilkada November mendatang.
“Dari semua dukungan kepada kami ini, kami targetkan 80 persen kemenangan, Insha Allah,” tambahnya.
Sementara itu, pengamat politik Sumsel Bagindo Togar ikut memantau situasi politik di Kabupaten Empat Lawang.
Bagindo menilai banyaknya dukungan yang diraih oleh Joncik merupakan indikator bahwa sosok Joncik menjadi magnet bagi parpol untuk meminangnya.
Menurutnya, Joncik punya modal yang kuat untuk memimpin kembali Bumi Saling Keruani Sangi Kerawati.
Joncik disebut memiliki segudang pengalaman yang menjadi magnet bagi parpol, mulai dari pengalaman secara intelektual, pemerintahan, keorganisasian, politik, relasi bisnis dan sosial serta spiritual.
“Ini bukan ujug-ujug. Proses politiknya panjang. Makanya aku bilang Joncik itu sosok paripurna lengkap. Jadi dia punya modal yang kuat. Inilah tokoh yang paripurna,” ujarnya.
Bagindo menambahkan, tak sedikit bakal calon kepala daerah yang disebutnya “mencekik demokrasi” karena mengandalkan kekuatan finansial untuk meningkatkan elektabilitas.
“Kalau yang lain itu kan mencekik demokrasi, kalau ini (Joncik) beda, dia tidak mencekik demokrasi, karena yang dia andalkan adalah kinerja,” kata mantan Ketua IKA Fisip Unsri ini, menambahkan.
“Kalau yang lain itu kan mencekik demokrasi, kalau ini (Joncik) beda, dia tidak mencekik demokrasi, karena yang dia andalkan adalah kinerja,” tutupnya.